Tribunrakyat.id- Janji Pj Bupati Dani Ramdan yang ingin menekan angka reaksi di Kabupaten Bekasi menguji kebenarannya dengan derasnya hujan yang datang menunjukkan rasa menuntut diberikannya pekerjaan.
Kemiskinan Ratusan yang datang sambil membawakan lamaran pekerjaan , Rabu (23/09) tersebut berharap bisa bertemu Dani Ramdan. Namun Dani Randan ogah menunjukkan batang hidungnya untuk menemui para pengunjuk rasa.
Aksi unjuk rasa tersebut merupakan bentuk kemarahan para pencari kerja lokal yang sulit mendapatkan pekerjaan di Kabupaten Bekasi yang konon mero daerah industri terbesar se Asia Tenggara.
Dwi Haryanto , salah seorang pengunjuk rasa, mengatakan, kaum penganggur di Kabupaten Bekasi semakin tahun semakin bertambah.
“Hal ini bukti nyata pemerintah dan legislatif sudah gagal melakukan pengentasan kemiskinan di Kabupaten Bekasi daerah yang memiliki kawasan industri terbesar di Asia tenggara.ini,” ujar Dwi berorasi.
Sementara satu pengunjuk rasa lainnya mengatakan, mereka datang membawa lamaran kerja ke Bupati Bekasi.
” Namun PJ.Bupati Bekasi ogah menerima kami. Ini mungkin aneh, katanya PJ.Bupati Dani Ramdan mau mengentaskan penurunan,” cetus pengunjuk rasa yang akrab dengan sapaan Lepay itu.
Program kerja Penjabat Bupati Bekasi, kata Lepay, , diantaranya ingin menekan angka aksi . Namun lanjutnya, sangat ironis jika Dani Ramdan tidak mau menerima lamaran kerja kaum penganggur.
“Dani Ramdan jangan cuma pencitraan doang. mau menekan angka kemiskinan. Kemiskinan yang sesungguhnya di Kabupaten Bekasi malah bertambah. Sekarang kami membawa ratusan surat lamaran kerja agar menjadi perhatian pemerintah,” ungkapnya.
Para pengunjuk rasa mengancam PJ.Bupati Bekasi Dani Ramdan jika masih ogah mendengarkan suara kaum penganggur , bakal melakukan aksi unjuk rasa ini secara berjilid.
Sementara itu, Japud, penganggur asal Desa Sukakarya , Kecamatan Sukakarya, juga ikut membawa lamaran pekerjaan karena ingin mendapatkan pekerjaan yang layak.
“Kita ikut aksi ini dari rumah sini bawa harapan ingin bisa bekerja di industri yang ada di Kabupaten Bekasi. Pasalnya, susah cari kerjaan bahkan yang bayar juga banyak yang tertipu,” tulisnya.
Tepatnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) juga mencatat jumlah aksi terbuka di Kabupaten Bekasi mencapai 203.000 orang pada tahun 2022. Jumlah ini, meningkat dibandingkan tahun 2021, yakni 197.000 orang.(red)